Hari itu mulai aku mulai bekerja, sebenarnya aku begitu malas pergi, sebab pekerjaan yang kuperoleh ini berbeda dengan keinginanaku,aku hanya berusaha membuat senang kakak yang telah tersusun payah mencarikan pekerjaan itu. Tak ada salahnya memang, bekerja di bagian produksi sebuah paprik pengalengan ikan laut. Akan tetapi egoku selalu mengatakan pekerjaan itu tidak cocok untuk seorang lulusan unifersitas sepertiku, sayangnya sejak lulus kuliah setahun lalu aku belum juga memperoleh pekerjaan yang aku dambakan.
Aku berusaha menyukai pekerjaan itu, tapi aku tak suka tempatku sebuah ruangan paprik sedingin ruang lemari es, sudah begitu pekerjaan itu harus dilakukan dengan cara berdir, dihari pertama terasa sekali beratnya bekerja di sini. Ketika seseorang mengatakan agar aku bekerja lebih lebih cepat, aku tersinggung aku pikir seseorang baru pertama kali bekerja pasti akan lebih berhati-hati sehingga pekerjaanya akan lambat dibandingkan pekerja lain yang telah terbiasa dan terampil. Akan tetapi beliau tetap marah-marah dan menyuruh aku bekerja lebih cepat karena ikan yang akan disortir masih menumpuk, dengan jengkel,aku berjanji besok akan mengundurkan diri dari pekerjaan ini.
Jam istirahat siang tiba, aku senang teman-teman yang semeja denaganku segera membantu menyelesaikan pekerjaanku. Waktu menikmati istirahat siang aku baru saja melihat dan mengamati keadaan sekeliling, sebab pada jam kerja semua pegawai menggunakan masker dan seragam yang menutupi seluruh tubuh. Saat itu aku tidak bisa mengenali atau melihat kondisi mereka.Kini aku bisa melihat ternyata diantara mereka ada yang sedang mengandung. Bahkan banyak dari mereka yang telah menjadi ibu muda. Mereka tampak menikmati pekerjaan yang selalu aku anggap begitu menyiksa aku bayangkan betapa letihnya mereka yang sudah berkeluarga, pagi sebelum berangkat bekerja mereka harus menyiapkan sarapan bagi anak dan suami, dan ketika pulang kerja merka masih harus menjalankan kewajiban sebagai ibu dan istri mencuci memasak dll.
Aneh, aku tidak melihat keletihan diwajah mereka mereka malah bekerja dengan bersemangat. Ini terlihat dari cara kerja mereka yang berbeda dengan kerjaku yang berantakan dan sangat lambat karena aku bekerja dengan penuh keluh kesah. Aku malu sendiri, karena selalu meremehkan pekerjaan ini, aku sadar setelah melihat mereka para pekerja yang memiliki antusias terhadap pekerjaan. Aku merasa terpukul aku yang selalu merasa paling tahu akan segala hal, yang merasa paling pintar menjadi seperti orang kerdil di antara mereka. Seandainya merka tahu isi hatiku saat bekerja tadi, yang selalu mengeluh dan mengeluh, mereka pasti menertawaiku.
Aku merasa terkalahkan oleh semangat wanita-wanita perkasa yang berani membanting tulang demi masa depan keluarga dan anak-anak tanpa putus asa, keluh kesah dan kesombongan. Mereka memiliki kepolosan wanita lugu, tanpa intrik dan dendam dan berusaha saling bahu membahu menyelesaikan pekerjaan. Aku sadar bahwa masih banyak orang yang membutuhkan pekerjaan, bahkan orang yang lemah imannya banyak yang mau menerima pekerjaan tidak halal atau dilarang agama, aku hampir menyia-nyiakan kesempatan yang ada di depan mata.
Oleh : Aisyah Fatma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar