Pringsurat adalah Desa tempat tinggalku, aku tinggal didesa pringsurat ini bersama kedua orang tuaku kurang lebih sudah 17 tahun sesuai dengan umurku sekarang ini. Desa Pringsurat ini merupakan Desa yang terletak di Kelurahan Kedungkeris, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, di Desaku ini termasuk sebuah Desa yang letaknya terpencil dan penduduknya tidak begitu padat kurang lebih 55 kepala keluarga, tetapi walaupun begitu aku cukup nyaman tinggal disini.
Di Desaku ini mayoritas pekerjaan mereka adalah petani, seperti yang terjadi pada musim-musim penghujan pada saat ini hamper semua petani di Desaku ini menyibukkan diri untuk bercocok tanam di sawah dan lading. Bahkan ada juga yang mempunyai lahan pertanian hanya didekat rumahnya karena tidak padatnya penduduk jadi banyak lahan/tanah yag tidak dipakai bahkan banyak yang tidak diolah dan hanya ditanami kayu-kayuan seperti jati, mahoni, akasia dll. Dimusim penghujan saat ini para petani kebanyakan menyibukan diri dan menghabiskan waktunya diladang untuk bercocok tanam, tanaman yang ditanam pada musim-musim ini adalah kacang, kedelai, jagung, dan padi atau istilah jawa adalah PALAWIJA. Selain pada musim penghujan para petani juga bisa bertani pada musim kemarau, tetapi tidak banyak seperti pada musim penghujan karena musim kemarau petani mendapatkan air. Hanya beberapa orang saja yang bercocok tanam yaitu yang mempunyai ladang dekat dari sungai. Sungai dialirkan keladang untuk membantu bercocok tanam. Tetapi kebanyakan petani yang bertanam dimusim kemarau adalah menanam jagung dan padi terutama adalah jagung yang digunakan untuk member makan hewan peliharaan mereka yaitu sapi dan kambing, karena dimusim kemarau para petani sulit untuk mendapatkan rumput untuk memberi makan hewan peliharaannya.
Di Desa ku juga terdapat fasilitas-fasilitas yag digunakan untuk berbagai kegiatan yaitu :
1. Masjid yang setiap hari diramaikan oleh masyarakat untuk beribadah.
2. Balai dusun yang digunakan untuk kegiatan rapat dusun, rapat karang taruna, arisan ibu-ibu PKK, dan posyandu untuk anak balita dan lanjut usia.
3. Pos ronda yang setiap hari digunakan untuk ronda.
Di Desa Pringsurat juga terdapat Hutan rakyat yang telah dikunjungi oleh berbagai mahasiswa, wisatawan asing maupun dalam negri untuk melakukan survey, observasi dan pengamatan lingkungan langsung pada hutan rakyat, maupun untuk melihat saja.
Selain itu di Desa Pringsurat juga terdapat kesenian yaitu kesenian Jathilan “TEJO MANGGOLO MUDO” yang dipimpin oleh bapak Sugiyono beserta anak Muda Midi karang taruna Desa Pringsurat. Kesenian tersebut juga termasuk melestarikan budaya seni Jatilan yang sebagian orang hanya menghiraukannya. Dulunya kesenian jatilan ini telah ada dan sempat terkenal dikalanga masyarakat luas, namun akibat banyaknya persaingan dibidang seni, kesenian jatilan ini sempat berhenti beberapa tahun lalu, kemudian dihidupkan kembali oleh Bapak Sugiyono untuk melestarikan budaya agar tidak hilang. Seni Jatilan ini biasanya dipentaskan pada hari-hari besar atau dalam rangka peringatan tertentu. Seperti dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri, dalam rangka bersih Desa dll. Sebelum pentas biasanya para pemain jatilan ini berlatih dahulu di tempat Bapak Sugiyono lalu dipentaskan di Lapangan voly Pringsurat. Selain dipentaskan di Desa sendiri, seni jatilan ini juga sudah diundang untuk mengisi acara bersih Desa di Desa lain, juga pada acara hajatan dll. Seni jatilan ini sudah cukup dikenal oleh berbagai desa. Inilah sedikit cerita tentang Desaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar